FAT MEANS FAT

I just broke into a big fight with my sister, because she’s keep saying that I’m fat, that I’ll soon have a double chin and so and so…

She’s just 15 and already obsessed being skinny and have a nice small long legs and so and so…

Seriously people.

At first I don’t think because I’m fat then it’s mean that I’m bad. But people around me injected a wrong opinion about fat girl and I started to believe it anyway. I’ll starting to starved myself few weeks ago, only eating bloody tasteless oat meal once a day, sure I lose about 3 kg in the first week but I always feel tired, hungry and the most important “unhappy”.

My mom said I need to lose a weight, my dad, my sister, my friends, my teacher, even random angkot driver said so.

Who am I to denying what society want?

I’ll start to believe in absolutely wrong opinion.

what’s wrong with a girl who just got about 10 kg more from she’s supposed to be? what’s wrong with a girl who love food and hate sport? Is that how society nowaday working?

“Hey, you know what? Fat is a new epitome of bad, so don’t be fat if you don’t wanna be bad?”

Sure, let all stupid fat girl out there to starve herself, keep telling her because she’s fat, it means she’s bad, no one will want her, make her feel insecure, and keep rubbing BEAUTIFUL SKINNY GIRL in front of her face.

And the world will full of insecure girl who only has “skinny” on their dictionary, on their life goals, keep seeing that victoria secret model and so and so. Even my sister already on that way, she’s keep telling me that she’s need to lose a weight, when she’s just about  55kg/163cm

No, I’m not defending myself. NO.

But I’m telling you, FAT IS NOT A BAD WORD, it’s not same with lazy, disgusting, unhealthy, It’s just a word, bloody word to describe how you look, like you have a curly hair, black eyes and so. It’s not a disability but all of you make me feel like it is.

I’m tired of hearing all that skinny girl saying she’s need to lose weight when she’s just 48kg or 50kg or 55kg.

LET ME SAY THIS

I’M 75KG

YUP 75 FUCKING KILOGRAMS

and if you say another word I’ll punch your skinny face.

I’m gonna do what I want from now on, eat whatever I want, why should I listen to all these meaningless people? skinny is no better than me, than fat.

I’ll stop hiding behind my fat and will face the world and live, you’ll stop ruined my self-esteem. I’d never be embarassed of how fat I am.

STOP PUTTING STIGMA ON FAT.
FAT MEANS FAT.
NOTHING LESS.
NOTHING MORE .

Gong Hyo Jin 공효진

Gua sering banget terlibat perdebatan mengenai hal ini. SUMPAH.
Kadang-Kadang sampe kesel sendiri.

Gong Hyo Jin. Nggak, gua nggak akan membahas profilnya disini, dia lahir dimana atau semacamnya.

Gua cuma capek denger orang-orang yang nonton drama yang ada Gong Hyojin-nya terus abis itu mereka protes karena dia nggak cantiklah, tua lah.. mati babi kalian sana.

Kalo baru nonton drama mulai jaman BBF mending nggak usah komentar aneh-aneh. Sekedar ngasih tahu aja kalau gua udah nonton drama korea dari Starway To Heaven, dari Memories In Bali, dari 2004. Dari gua KELAS 4 SD.

Dan dari banyak drama yang gua tonton, dari banyaknya aktris korea yang gua lihat, yang paling gua suka ya Gong Hyojin.

Menurut mereka yang paling baru mulai nonton drama dari jaman BBF, Gong Hyojin nggak cantik kalo dibandingin sama Suzy atau Yoona atau siapalah gitu… tapi dia favorit gua.

Coba liat kemampuan Actingnya di Sang Doo Let’s Go To School, dia main sama Rain disitu, dan waktu itu Rain belom jadi apa-apa. Terus liat Thankyou…

Yang kemudian bikin gua bener-bener suka sama Gong Hyojin adalah The Greatest Love & Pasta. Dua drama itu yang akhirnya menobatkan Gong Hyojin sebagai “THE REAL GODDESS OF ROMANTIC COMEDY”
Semua kritikus drama di korea sendiri selalu bilang kalau dia punya kemampuan yang hebat untuk bikin chemistry sama semua lawan mainnya.

Semua lawan mainnya selalu bilang kalau dia pribadi yang menyenangkan untuk diajak bekerja sama, hangat dan membawa kebahagiaan untuk pemain dan crew. Bahkan So Jisub aktor yang terkenal karena kepribadiannya yang dingin baik di film atau di kehidupan nyata memuji Gong Hyojin dan mereka punya chemistry yang luar biasa di Master’s Sun. (YANG BELUM NONTON DRAMA INI, NONTON SANA!!! INI DRAMA FAVORIT GUA SEPANJANG MASA.)

Dia mungkin nggak secantik aktris lainnya menurut banyak orang, tapi menurut gua sendiri dia cantik, BANGET. Selera Fashionnya bagus, nggak standar.

Dia punya sesuatu dalam actingnya yang bikin gua nggak bisa lepas dari pesonanya. sumpah.
1. Dia bisa jadi perempuan paling cute di dramaland.

2. Dia bisa jadi perempuan paling cool di dramaland.

3. Dia bisa jadi perempuan paling chic di dramaland

4. Dia bisa jadi perempuan paling sedih di dramaland.
vlcsnap_2014_05_15_18h43m17s243

selain empat hal yang gua sebut diatas, dia punya sesuatu, sesuatu yang bahkan nggak bisa gua jelaskan dengan kata-kata, yang bisa bikin orang-orang suka banget sama dia.

Kalau gua ketemu mereka yang suka nonton drama terus memuji dia karena suka sama dramanya dan actingnya, gua seneng banget,,, kita bisa ngobrol dan teriak-teriak sambil mengenang scene favorit masing-masing di drama dia.

tapi kalau ketemu orang yang bilang dia jelek, dia tua, dia actingnya nggak bagus rasanya gua pengen ngelempar orang itu pake batu bata. SUMPAH! Itu artinya mereka nggak tahu sense dari drama yang sebenarnya…

sebenernya gua mau ngebacot panjang lebar juga nggak ada gunanya kalo emang dasarnya mereka nggak suka sama Gong Hyojin, but who’s care?
She’s My Favorite.


LOVE YOU UNNIE.

Gak Ada Gereja Online Aja Gitu?

Belakangan ini gua makin males ke gereja. Sebenernya dari dulu juga udah males sih, tapi belakangan ini makin males. Akut.

Belakangan orang-orang di gereja tempat biasa gua beribadah makin gak beres. Yang penting bukan lagi kekhusukan beribadah, tapi lo kegereja naik mobil apa? Pake baju apa? Kenalan lo siapa?

Taik lah.

Ada beberapa kejadian yang gua alami beberapa bulan belakangan ini.

  1. Gua baru datang dan mau masuk ke dalam, di pintu ada petugas yang membagikan kertas. Orang di depan gua langsung dikasih tanpa harus minta, sementara pas gua, gua harus ngomong dulu. “Boleh minta kertasnya?” sambil pasang senyum plastik. Hello, emangnya muka sama badan gua kelihatan kayak anak umur lima tahun yang belum bisa baca?
  2. Gua mau duduk rada agak kedalam karena nggak begitu panas dan gerah, gua udah celingak-celinguk nyari tempat, dan ada beberapa tempat yang masih kosong, tapi petugas tata tertib langsung ngasih tempat itu sama orang yang kayaknya sih kenalannya.
  3. Ada ibu-ibu yang berdiri di dekat meja depan, dia kerjanya ketawa-ketawa mulu sama temannya, ada seorang bapak yang kayaknya baru sekali jadi petugas tata tertib dan melakukan kesalahan, diketawain juga. Kalo sepatu gua melayang kemukanya dia masih bisa ketawa gak ya?
  4. Gua sama emak gua emang badannya agak rada gede, terus kita akhirnya duduk dikursi panjang yang paling belakang nempel tembok, karena emak gua mau senderan, eh ada petugas yang dengan cara halus ngusir kita dari situ. “Aduh, itu kursinya kuat nggak ya? Kayaknya nggak kuat deh.” Gua dan emak langsung pindah kekursi satuan di depannya. Kirain kursinya mau disimpan, eh sampe bubar juga kursinya masih disitu dan didukkin sama orang yang lebih gendut dari gua. BITCH PLEASE.
  5. Ada semacam aturan tidak tertulis kalau deretan kursi paling depan dikhususkan untuk lansia. Eh tiba-tiba ada ibu-ibu mungkin umurnya sekitar 30-an (tante-tante deh biar enak ) , yang pake jeans sama kaos warna merah yang payudaranya kelihatan setengah, terus nyelonong duduk paling depan. Udah dikasih tahu sama petugas tata tertib kalau itu khusus lansia. Dia malah ngejawab. “Iya nanti kalau penuh saya pindah.” Buset dah, kagak punya malu.

Inti dari mereka datang ke gereja sekarang apa? Ajang pamer? Ajang cari jodoh (oke, ini emang salah satu niat terselubung gua). Dari cara bersikap sampai cara berpakaiannya aja udah nggak layak. Gua capek nyinyir mulu dalam hati kalau gini terus caranya.

Udah gak ada lagi orang-orang yang nggak kenal satu sama lain tapi tetap senyum, udah gak ada lagi orang-orang yang sederhana datang dan duduk tenang, ibu-ibu yang dulu datang dengan kebaya jawa mereka yang lusuh udah nggak pernah kelihatan lagi.

Yang ada ibu-ibu dengan make-up tebal, dress pendek, tangan buntung, ketek kemana-mana, emas dimana-mana, di tangan, di kaki, di kuping, di jari, di gigi.  Yang ada bapak-bapak yang cuma bangun pas puncak misa doang, terus sebelum selesai keluar duluan terus ngerokok entah di antah berantah.

Taik.

Mau gereja apa mau ke mall sih?

Dulu yang disalam dan disapa semua orang paling Romo, pengurus gereja, orang yang aktif di kegiatan-kegiatan gereja. Sekarang yang disapa orang yang emasnya paling banyak, mobilnya paling bagus, kalo nyumbang paling gede dan pake nama terang.

Bullshit.

Nggak ada lagi tempat di gereja buat mereka yang nggak punya apa-apa, cuma bisa datang, duduk ikut ibadah, terus pulang sambil tersenyum getir. Mereka yang jasanya udah banyak buat gereja, mereka yang udah berkeringat dari dulu, dilupakan. Tertutupi oleh kekuasaan uang.

Udah ah, capek gua. Gak ada gereja online aja gitu?

Terkadang, Orang-Orang Lupa.

Lucu. Terkadang orang-orang lupa bagaimana caranya tertawa.

Terkadang orang-orang lupa bagaimana caranya menikmati hidup, tenggelam dalam kebiasaan-kebiasaan, keadaan yang terus menerus harus dijalani sebagai bagian dari kewajiban untuk bertahan hidup.

Pelajar bangun pagi dan berangkat ke sekolah, kemudian pulang dan tidur. Karyawan bangun pagi lalu ke kantor pulang dan tidur. Pengangguran bangun pagi mencari kegiatan, kemudian pulang dan tidur. Banyak orang tenggelam dalam kebiasaan-kebiasaan monoton yang cepat atau lambat akan menenggelamkan jiwanya sendiri.

Kegiatan yang harus dijalani untuk bertahan hidup, kewajiban integral yang mau tidak mau harus dilakukan. Pelajar harus belajar agar mendapat ijazah kemudian bekerja, karyawan harus bekerja keras untuk mendapat uang dan membiayai hidup mereka, kemudian berkeluarga dan mempunyai anak, kemudian anak itu harus belajar untuk mendapat ijazah, terus-menerus, begitu terus sampai botak.

Mereka yang terjebak dalam lingkaran ini terkadang lupa bagaimana caranya tertawa, bagaimana caranya menikmati hidup, bagaimana caranya melupakan sejenak beban hidup dan menikmati hidup.

Belakangan ini karena sesuatu hal saya sering menggunakan KRL. Menyenangkan dan menyebalkan secara bersamaan. Kalau anda dapat tempat duduk tentu menyenangkan, dingin, tidak kena macet. Tapi jika tidak dapat tempat duduk, sedang ramai, dan berdesakkan, rasanya ingin mati saja.

Suatu kali saya ingin turun di stasiun tanah abang, saat kereta memasukki peron, yang menunggu untuk naik banyak sekali. Petugas yang ada di kereta sudah mengetuk-ngetuk pintu dari dalam sambil berteriak “SABAR BU, YANG TURUN DULU!” saat pintu kereta terbuka yang turun melompat cepat sebelum di serbu yang ingin naik, yang naik berdesakkan cepat sebelum tidak kebagian tempat duduk.

Seriously, saat-saat seperti itu insting asli manusia muncul dan benar-benar mengerikan, dorong-mendorong, sikut menyikut, demi tempat duduk. Man… demi tempat duduk.

Mereka terjebak, well, saya juga terjebak, di sana. Di dalam lingkaran yang sudah ada, lingkaran yang umum. Bangun pagi (well, siang terkadang) ke kampus, duduk, dengarkan apa kata yang dibilang dosen, makan di warteg (well, seringan bungkus bawa pulang sih), kadang gossip dulu di kantin, lalu kembali ke kost, mengerjakan tugas, kemudian tidur.

Lupa bagaimana caranya bahagia.

That’s it. Saya terjebak.

Orang-orang kemudian lupa kalau seharusnya mereka tertawa saat ada yang lucu, orang-orang lupa kalau seharusnya mereka tersenyum ketika berpasan dengan orang lain, orang-orang lupa, bagaimana rasanya tidak punya beban.

Udah sih itu aja.

Eh satu lagi deh…

Jangan lupa bahagia.

……..

bitter

If Only

Seandainya kita bisa menentukan jalan hidup sendiri,
Seandainya kita bisa mendapatkan apapun yang kita mau,
Seandainya kita bisa tidur dengan nyenyak tiap malam,
Seandainya kita bisa makan sehat setiap hari,
Seandainya kita bisa menjadi apapun yang kita mau,
Seandainya kita bisa memilih orang yang mencintai kita,
Seandainya kita bisa memilih orang tua saat kita lahir,
seandainya kita bisa memilih warna kulit saat lahir,
Seandainya kita bisa memilih jenis kelamin saat lahir,
Seandainya kita bisa memilih untuk tidak lahir ke dunia,
Seandainya semuanya semudah membalikkan telapak tangan.

Tidak Sadar Bahwa Mereka Yang Ditertawakan Tidak Ikut Tertawa.

Masyarakat sekarang menyedihkan.
Di luar kelihatan baik tapi di dalamnya busuk.
Orang-orang berpura-pura seakan semuanya baik, tapi nyatanya?

2 hari yang lalu saya bicara pada seorang teman, kita membicarakan banyak hal, termasuk satu hal yang selama ini saya tidak tahu, padahal saya nyatanya terlibat di dalamnya. BULLY.

Kami bertukar banyak cerita, atau lebih tepatnya dia bercerita dan saya mendengarkan sesekali memberi opini. Dia sedikit berbeda dengan teman saya pada umumnya, dia menyukai sesuatu yang tidak begitu umum dikalangan teman-teman kami, dia menunjukkan kesukaannya itu secara berlebihan, dan beberapa orang menganggap dia aneh. Padahal dia hanya berbeda.

Saya dan dia tidak tahu kapan pastinya dia dan beberapa orang lain mulai dibully, tapi ketika satu memulai, semuanya mengekor, yang paling menyedihkan adalah saya terlena dalam drama kekompakkan sementara yang lainnya menderita bagai dijerat rantai di leher.

Saya sedikit banyak menyadari beberapa orang memang suka meledek dan sesekali menghina dia dan beberapa teman yang lain, namun karena semua orang tertawa, maka saya ikut tertawa, tidak sadar bahwa mereka yang ditertawakan tidak ikut tertawa.

Saya sebenarnya mulai menyadari komunitas kami menjadi tidak sehat, ketika seseorang mulai mengeluarkan kata-kata yang menyinggung SARA, tapi karena masih banyak yang tertawa, lagi-lagi saya ikut tertawa. Saya mulai menyadari bahwa komunitas kami tidak sehat ketika ada yang mulai menghina fisik, namun lagi-lagi karena mereka tertawa, saya ikut tertawa.

Tidak pernah terlintas di benak saya bahwa mereka yang di tertawakan tidak ikut tertawa, tidak pernah terlintas bahwa mereka menyimpan semuanya sendiri, menyimpan penderitaan yang tidak terucapkan, sesekali hanya bisa tertangiskan.

Bukan hanya sekedar bully secara psikis dari depan, tapi juga dari belakang, bukan hanya menghina dan mengeluarkan kata-kata yang tidak menyenangkan tapi juga membicarakan di belakang. At least kami tidak pernah membully secara fisik (seakan-akan berusaha mencari sedikit celah pembenaran).

“Lo ditusuk dari depan sama dari belakang juga sama aja, sama-sama mati.”

Sometimes, shit happen, but when shit always happen, there is must be something wrong.

Saya memang bukan pelaku utama dari pembulliy-an yang terjadi, total ada 30 orang saksi mata yang tidak melakukan apa-apa? Lalu kami yang melihat, mendengar, dan tertawa disebut apa? Sampah.

Karena pembicaraan dengan teman ini saya menyadari kalau Bully benar-benar sangat mengerikan, yang sudah terjadi dulu apa mau dikata? Saya minta maaf untuk semua itu, saya akan berhenti disini.

Saya sekarang berada di komunitas yang baru, sedikit lebih besar namun pada dasarnya sama, saya menyadari saya bahkan memulai hal yang sama di komunitas yang baru ini. Saya tidak ingin mereka yang ditertawakan tidak ikut tertawa. Karena itu, saya berhenti di sini.

No more pick on people

Stop Bullying.

On Rainy Night With Thunderstorm

The wolf needed to catch and eat the lamb in order to survive. But he fell in love with the lamb instead. So he couldn’t kill it and almost starve to death.

To survive, he needs to see his pray for what it is. He can’t look at the lamb as an object of his affection isn’t that foolish of him?

In that story, the lamb liked the wolf too, the lamb really like the wolf. So, the lamb told the wolf : “Wolf, I want you to eat me”

*Me : the lamb must be crazy*

The wolf isn’t going to eat the lamb just because of what it said. Not when the wolf liked the lamb.

Do you know how the lamb was able to feel at ease even with a dangerous wolf who could’ve eaten her up at any time?
It’s because the lamb knew how much the wolf like her. The lamb knew that the wolf really, really liked her a lot and that he would never, ever eat her. The wolf would rather protect her. So that’s why the lamb was able to feel safe and at ease

This story was written by a famous children’s book author.
The story is about a wolf and a lamb that fell in love and stayed together

How can a wolf and a lamb be in love right?

They are two entities that should never be together.

In the story, the one that loved the other most ended up dying.
Which one loved the other most?

Kawin Kapan?

“Eh, lihat tuh, tante xxx nggak kawin-kawin.” “Apa? jadi om xxx sampai sekarang nggak kawin-kawin.” “oh, jadi pak xxx belum kawin? Pantes.” “Eh, belum kawin tahu ibu xxx itu.” Sering banget gua denger kalimat-kalimat kayak gitu disekeliling gua. Panas kuping dengernya.

Gua nggak pernah terlalu suka tentang ide hidup bersama orang lain, atau menjalani kehidupan bersama orang lain, pemikiran-pemikiran atau kebiasaan-kebiasaan, yang kebayakan disebut orang pernikahan, gua nggak begitu suka mendengarnya.

Lo menghabiskan hidup sama orang yang lo kenal, mungkin beberapa bulan, atau beberapa tahun, punya anak, sampai tua hidup bersama lalu salah satu mati duluan atau kalau beruntung mungkin mati bersama.

Salah satu hal yang tidak begitu gua sukai dari Indonesia adalah kebiasaan yang terlalu kuno dan kadang nggak masuk akal, bukan berarti gua nggak menghargai adat istiadat atau semacamnya, tapi gua nggak suka aja, kalau ada seseorang yang tidak menikah, lalu dijadikan gunjingan banyak orang.

“Eh, lihat tuh, tante xxx nggak kawin-kawin.” “Apa? jadi om xxx sampai sekarang nggak kawin-kawin.” “oh, jadi pak xxx belum kawin? Pantes.” “Eh, belum kawin tahu ibu xxx itu.” Sering banget gua denger kalimat-kalimat kayak gitu disekeliling gua. Panas kuping dengernya.

Kalau seseorang nggak menikah ya udah sih, biarin aja, kenapa lo yang heboh deh? KENAPA?????????????

Menikah atau nggak menikah itu kan pilihan, emang sih ada kemungkinan orang itu nggak laku, atau gimana, tapi menikah atau tidak menikah juga suatu takdir kan? Kalau seseorang percaya kalau Tuhan yang mengatur semuanya, jodoh, keuangan, karier, kenapa ada yang mencibir seseorang yang tidak menikah? Kenapa? Bukannya itu juga takdir Tuhan? Tuhan yang menghendaki orang itu nggak menikah.

Gua sendiri –kebetulan sampai saat ini- masih berpikir kalau gua nggak akan menikah (kalau gua ngomong begini biasanya banyak yang bilang pamali git, nggak boleh ngomong gitu) tapi bener deh, gua nggak memikirkan pernikahan sebagai sesuatu yang akan gua jalani.

Lo harus bertanggung jawab sama orang lain, sama pasangan lo tentunya, belum lagi kalau lo punya anak, lo bertanggung jawab ngasih dia makan, ngasih dia pendidikan… atau kasarnya :udah deh, jangan menuh-menuhin bumi lagi.

Oke sebenernya itu alasan yang terpikir belakangan, sebenernya nggak ada alasan jelas sih, gua cuma nggak suka aja gagasan pernikahan. Gua pernah ngomong kayak gini sama seorang teman yang gua kenal dan sudah berumur 25 tahun-an, dia bilang gini : Gimana kalau nanti lo menemukan seseorang yang begitu lo sayangi dan bersedia melakukan apapun untuk dia? Termasuk menikah dengannya?

Gua mikir, lalu jelas, gua mungkin nggak akan menemukan seseorang seperti itu. Gua orang yang terlalu mencintai diri sendiri. Tidak akan mencintai orang lain sebesar mencintai diri sendiri. Mungkin gua gila? Tapi coba deh lo pikir, apa lo benar-benar pernah begitu cintanya sama seseorang?

Gua dinasihatin beberapa orang dan mereka bilang, itu karena lo belum jatuh cinta git, itu karena lo belum gini git, belom gitu git…

Tapi inilah pemikiran gua, 98% kemungkinan gua akan hidup sendiri sampai hayat menjemput. Masih ada 2% kemungkinan enggak sih…

Temen gua bilang gini : awas ya git kalau entar lo nikah duluan.

Sampai saat ini rasa-rasanya sangat tidak mungkin.

Gua pernah ngomong gini sama nyokab gua dan responnya gini : coba deh kamu pikir, kalau udah tua, siapa yang ngurusin kak? Kalau sakit? Kamu nggak punya anak, kamu mau nanti tua, sakit, sendirian?

Kenapa nggak?

Terus gua juga bilang gitu sama bapak gua dan responnya gini : kau pikir nggak stress orang tua kalau anaknya nggak nikah-nikah?

Oke, jadi selain alasan mencintai, ada beberapa alasan kenapa orang menikah, pertama karena khawatir dengan kesendirian, kedua karena seperti yang dibahas diatas, takut digunjingkan orang lain.

yah, udah sih, ini sebenernya inti postingan gua, jangan gunjingkan seseorang karena pilihan hidupnya, mau kawin kek, mau nggak kek, jangan ngurusin hidup orang ah..

Udah ah, postingan gak penting mumet gua bahasnya. Masih juga 18 tahun udah mikirin kawin aja lo git.

Sok posting pake bahas bule….

Mau sok-sokan ngebaom pake bahas inggris ah…

I don’t like christmas i don’t like new year eve, I don’t even like birthday, I just don’t like any kind of celebration. It sucks

What I’ve been doing all year? Well I guess I spent more time in bed, or in floor if it too hot to sleep in bed. Or maybe I spent more time doing more “deadline task” as a collegue student. Or actually just generally doing nothing?

What else? What the hell I’m doing this fuckin year?

Well, maybe I’m not doing that much.

I got some briliant (in my opinion) opinions. Or maybe you can call a mind gift.

The first is, that there is a fact that I hate my father.

The second is, that I want go to many place and become a full time traveller.

The third is I’ve been finish my first -never ever gonna be published- book.

Then, I just feel what’s gonna happen to me, what will happen to me. Whom will I end with, what kind of house will I live in. Or what kind of transportation I will use later. It feels like I’ve been tell by God.

Then, maybe this kind of serious topic if I talked about this to usual people in my country. It is about religion, well I’m not talking about people to people kind. But its about my own self.

About my religion, about my believeness. Well I’m not writing it down right now. I just wonder what kind of shit that will happen to me?

2013 its kind a hectic day. I don’t get my long term dream university. I have to socialize with new people in new city as a junior student. Which is I hate the most.

I started to live alone in one small room. Without my mother, without people who’s gonna yell at me if I didn’t wake up on time. Or people who gonna make me a breakfast, lunch and dinner, I do all of them by my self.

I made my own self daily instant noodle. I wash my clothes with hand. And all of it is fine.

It very fine actually sometimes it feels like I wanna life on that way for forever.

What else? 2013 I don’t really care about people so I even didn’t remember other person problem. What else? I don’t made any resolution for this year, not even one single hope. Everything will fine if it fine, and no if it not. Just as the world controller want, right?